*Kala Spesialis Paru Berurai Air Mata Saat Testimoni
JBNN.net, BANDA ACEH – Setelah dua pekan lalu dilakukan pembacaan zikir dan doa di area Pinere RSUDZA, berikut testimoni dari staf Pinere dan penyintas Covid-19, pagi ini Senin (29/11/2021), Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Taqwallah dan segenap unsur tenaga kesehatan ruang isolasi Pinere Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), kembali menggemakan zikir dan doa demi keselamatan pandemi, di area Pinere RSUDZA, Senin, (29/11/2021).
Seperti biasa, acara rutin tersebut juga diikuti secara virtual oleh ASN Pemerintah di seluruh SKPA beserta UPTD di kabupaten/kota, seluruh guru SMA di Aceh, dan seluruh pegawai BUMD seperti Bank Aceh dan PT PEMA. Setidaknya ritual zikir dan doa itu diikuti lebih dari 1000 partisipan zoom meeting secara virtual dan setiap partisipan pada hari ini lebih kurang terdiri dari 50 orang atau lebih dari itu.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda kembali mengajak segenap unsur yang mengikuti zikir tersebut untuk menyukseskan vaksinasi di Aceh. Terutama terhadap unsur sekolah, diharapkan seluruh siswa sekolah di Aceh divaksin 100 persen. Sekda kembali meminta segenap unsur Pemerintah Aceh yang pernah dirawat dan bertugas di ruang Pinere untuk berbagi pengalamannya dalam melawan Covid-19. Penyampaian pengalaman tersebut bertujuan untuk memotivasi seluruh siswa agar segera menuntaskan vaksinasi.
Iqbal Tawakkal, ASN Pemerintah Aceh penyintas Covid-19, merasakan kesedihan mendalam pada akhir Juni lalu karena harus diisolasi lebih dua minggu di Pinere RSUDZA. Selama empat hari di ruang Pinere kondisinya makin memburuk hingga harus dirawat di RICU. Setiap jam tiga malam, selama satu sampai dua jam ia merasakan sesak nafas yang berat meskipun sudah dipasang oksigen. Hal tersebut terjadi sampai hari ke sembilan dirawat. “Saya hanya pasrah hanya doa dan zikir yang bisa saya panjatkan. Kondisi makin membaik di hari ke sepuluh, setelah itu isolasi tujuh hari lagi untuk penyembuhan,” ujar Iqbal.
Iqbal berharap kondisi yang dirasakan olehnya tidak dialami oleh masyarakat lain. Ia mengajak semua pihak untuk menyukseskan program pemerintah, terapkan protokol kesehatan dan ikut vaksin.
Sementara Dokter spesialis paru ruang Pinere RSUDZA, dr. Heri, tak mampu menahan tangis saat menceritakan pengalamannya mengidap Covid-19. Ia menangis tersedu-sedu mengingat istrinya yang ikut terpapar Covid-19 bersamaan dengannya harus kehilangan nyawa. “Saya tak ingin pengalam ini dirasakan oleh orang lain, mari semuanya sukseskan vaksin,” kata dr. Heri.
Mawardi, petugas ambulans jenazah Covid-19 RSUDZA, menceritakan pengalaman sedihnya saat mengantarkan jenazah. Pernah satu waktu ia harus mengantarkan jenazah ke Simeulue. Pertama sekali ia harus menempuh perjalanan selama tujuh jam ke kabupaten Aceh Selatan. Di sana ia dikawal ketat tim Covid-19 daerah setempat. “Dari Aceh Selatan saya harus menaiki kapal untuk berlayar 13 jam menuju Pulau Simeulue. Selama dalam kapal saya tidak dibolehkan keluar dari mobil. Betapa susahnya saya harus terkurung dalam mobil saat kapal berlayar. Bahkan harus kencing dalam botol minuman,” ujar Mawardi dengan nada pilu.
Selama sibuk mengantarkan jenazah, ia harus memulangkan anak dan istrinya ke kampung. Selama itu pula komunikasi dengan keluarga hanya bisa dilakukan melalui video call.
“Kami berharap masyarakat dapat segera menuntaskan vaksinasi, ini sangat penting agar kondisi pandemi ini segera berakhir,” ujar Mawardi.[]