JBNN.Net | Koordinator Transparansi TTI, Nasruddin Bahar, mendesak PJ Gubernur Aceh untuk segera menyelesaikan masalah terkait penyediaan makanan bagi atlet dan official yang mengikuti PON Aceh-Sumut. Hal ini menyusul keluhan atas penunjukan salah satu perusahaan catering asal Jakarta yang dianggap gagal dalam menyediakan makanan dengan nilai kontrak mencapai Rp 42,5 miliar.
Nasruddin mengatakan bahwa porsi makanan yang sedikit dan sering terlambatnya jadwal pembagian makanan menjadi keluhan utama para atlet dan official setiap harinya. “Jumlah porsi nasi dan lauk pauk yang sedikit menjadi keluhan para atlet dan official, belum lagi jadwal pembagian nasi yang sering terlambat,” ujarnya pada Rabu, 11 September 2024.
Menurut Nasruddin, sejak awal TTI telah memprotes proses penunjukan penyedia catering yang hanya dikuasai oleh satu perusahaan besar melalui e-katalog.
Berdasarkan laman e-katalog LKPP, PT. Aktifitas Atmosfir menawarkan harga per porsi sebesar Rp 51.000, yang dianggap tidak sebanding dengan kualitas menu yang disediakan.
“Langkah-langkah konkret yang mesti dilakukan sekarang adalah membagi penyedia catering kepada unit usaha lokal di Banda Aceh dan Aceh Besar agar ada pemerataan ekonomi di masyarakat. Jika pejabat memahami, kehadiran tamu PON Aceh-Sumut seharusnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegas Nasruddin.
TTI mendesak PJ Gubernur Aceh untuk meninjau kembali pembagian anggaran Rp 42,5 miliar tersebut agar diserahkan kepada 10 penyedia catering lokal dengan nilai masing-masing Rp 4 miliar per usaha. Dengan pembagian ini, diharapkan panitia konsumsi akan lebih mudah mengontrol mutu makanan yang disediakan.
“Aceh sebagai tuan rumah PON mendapat pujian atas keramahtamahan warganya, namun sayangnya citra Aceh ternoda akibat penunjukan perusahaan catering non-lokal yang gagal memenuhi standar layanan,” pungkas Nasruddin.